TIME INDONESIA, SURABAYA – Masa-masa sulit di tengah pandemi membuat banyak orang mudah tergiur dengan penghasilan instan. Salah satu fenomena yang meresahkan adalah perjudian online yang semakin menyasar masyarakat kelas bawah di pedesaan.
Bahkan situs perjudian online didistribusikan dengan iklan dalam sebuah aplikasi. Salah satu mantan pemainnya, Bima, membagikan pengalamannya. Minimal deposit menjadi salah satu godaan untuk mencoba peruntungan di kegiatan ilegal ini. “Pertama saya mengetahui berbagai situs judi online melalui sponsorship dalam aplikasi dengan godaan setoran kecil,” ujarnya, Minggu (20/9/2020).
Padahal, modal awal mulai Rp 10.000-25.000. Akhirnya ia penasaran dan mencoba masuk ke link website untuk mendaftar di website tersebut. Padahal, lanjut Bima, taruhan online sudah membuka transaksi setoran dengan pembayaran cashless. Berbeda dari sebelumnya.
Calon pemain harus memiliki nomor rekening untuk bisa mendaftar di situs judi online. Bahkan dalam satu atau dua minggu, nomor akun administrator setoran terus berubah.
Jadi lebih mudah karena mereka tidak menggunakan ATM seperti dulu,” ujarnya. Ada bandar taruhan online yang hanya menawarkan satu jenis permainan.
Namun, ada juga yang menawarkan banyak game. Mulai dari togel, banda capsa , dadu, kiu kiu, sepak bola, pacuan kuda, cap jiki dan masih banyak lagi jenis perjudian lainnya. Yang lebih mengkhawatirkan, imbuh Bima, dengan semakin banyaknya situs judi online yang ditawarkan belakangan ini, banyak selebriti yang menjadi incaran untuk mensponsori situs tersebut.
Namun sedikit demi sedikit, Bima enggan terlibat dalam kesepakatan yang salah. Dia memilih pemikiran rasional. “Setelah saya pikirkan, tidak ada sisi atas atau bawah karena kami bermain melawan sistem. Jadi dia (dealer) bisa melakukan apapun yang dia inginkan jika dia terjebak,” katanya sambil tertawa.
Bisa jadi jika taruhannya besar, maka taruhan tersebut akan dihapus oleh dealer pada saat pembelian. Ini sering terjadi dengan permainan lotere online palsu.
Kalau pemainnya tembus alias mendapatkan kemenangan yang sangat besar, akan tetapi taruhan yang kita pasang ternyata tiba-tiba menghilang dari riwayat pembelian sebelumnya.
Memang lagu Bang Haji Rhoma Irama berjudul Judi,” kata Bima perjudian selalu menyesatkan misalnya, kebanyakan pemain rata-rata hanya mendapatkan satu kemenangan besar. “Setelah itu kita tetap setor ya, biasanya hanya sebagai insentif biar ketagihan main di situsnya,” imbuhnya.
Faktor ekonomi menjadi alasan dia sangat ingin bermain di situs judi online. Apalagi saat terjadi pandemi seperti itu. Dia memperkirakan bahwa banyak orang yang terjun untuk bereksperimen. “Pengerjaannya nggak salah, butuh waktu sebentar.
Sebelum Corona mayoritas orang Indonesia berjudi,” ujarnya. Bukan tanpa alasan dia membuat komentar ini. Dealer yang memiliki modal kemungkinan besar akan memahami peta pasar perjudian negara tersebut.
Menurutnya dia mendapatkan ide untuk membuat situs online lebih mudah dibuat karena bisa digunakan secara pribadi tanpa ada yang mengenal siapapun, karena togel sekarang ada di artikel judi dan berbeda dengan zaman pak Harto. masih punya SDSB, ”ujarnya.
Jika dilacak, situs judi online saat ini rata-rata menggunakan administrator Indonesia. Sekarang, seperti lotere, administrator asing resmi hanya bekerja seminggu sekali. Misalnya setiap hari selasa dan kamis. Namun perlu diketahui bahwa saat ini semua jenis perjudian termasuk dalam kategori melanggar hukum.
Sayangnya, perjudian online di luar negeri masih dapat diakses melalui penyedia internasional. Contohnya, lanjut Bima di situs resmi Singapura yang hanya buka pada hari-hari tertentu. Termasuk perjudian Hong Kong. “Selain hari itu juga ikut porter Indonesia,” ujarnya. Fenomena judi online juga menjadi perhatian Gubernur Jawa Timur Khofifah.
Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur ini khawatir tunjangan kesejahteraan pemerintah terkait Covid-19 disalahgunakan untuk perjudian online. Maka pihaknya meminta dukungan semua lini. “Sudah dijanjikan seribu kali. Kalau pasang Rp 10 ribu dikalikan seribu, Rp 10 juta. Saya minta catatan kita,” kata Khofifah.
Sumber bacaan bisa dilihat pada: timesindonesia.co.id