Di Indonesia sudah banyak orang mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi. Bahkan menurut data yang dirilis oleh Riskesdas Kementerian Kesehatan. Kasus penderita hipertensi meningkat dari semula 25,8% pada tahun 2013 bertambah menjadi 34,1 % tahun 2018. Adapun penyebab hipertensi sangat beragam dan jarang ditangani lebih cepat.
Semua orang berisiko mengalami darah tinggi atau hipertensi. Meninjau dari penyebabnya, penyakit hipertensi terbagi dua yakni hipertensi primer dan sekunder. Ketika penyakit hipertensi didiamkan saja tanpa penanganan akan membuat komplikasi penyakit. Contohnya gagal ginjal dan penyakit jantung.
Penyebab Hipertensi Primer
Hipertensi primer dinamakan hipertensi esensial, suatu kondisi tekanan darah tinggi tanpa ada penyebab yang spesifiknya. Umumnya penderita tidak merasakan gejala-gejala hipertensi. Hipertensi primer cenderung menyerang orang-orang golongan lanjut usia. Menurut para ahli kesehatan, berikut penyebab hipertensi primer.
1. Terlalu Banyak Mengonsumsi Garam
Setiap orang berisiko mengalami hipertensi apabila mengonsumsi garam secara berlebihan. Setelah mengonsumsi banyak kandungan garam dalam makanan maka jumlah natrium dalam tubuh meningkat.
Tahukah Anda ketika kelebihan natrium berdampak menyulitkan ginjal bekerja membuang sisa cairan pada tubuh. Alhasil dalam ginjal terjadilah penumpukan cairan. Kondisi seperti ini mengakibatkan tekanan darah meningkat.
Disamping itu, mengakibatkan tekanan ekstra di dinding pembuluh arteri. Dampaknya bagian arteri semakin menebal dan tekanan darah semakin naik. Banyak kasus arteri menjadi tersumbat dan akhirnya pecah.
2. Sering Stres
Sering mengalami stres tidak hanya berbahaya bagi psikis tetapi juga kesehatan. Saat stres terjadi tubuh akan melepaskan hormon adrenalin dan kortisol yang meningkatkan denyut jantung.
Hormon-hormon tersebut akan mempersempit pembuluh darah hingga berakhir meningkatkan tekanan darah sementara. Banyak ahli kesehatan mengemukakan stres meningkatkan tekanan darah karena penderitanya cenderung mengubah gaya hidup. Terlebih lagi dikala stres membuat seseorang ingin merokok dan mengonsumsi minuman keras.
3. Malas Bergerak
Tidur-tiduran seharian yang lebih dikenal dengan istilah mager dapat memicu hipertensi. Hal ini disebabkan karena detak jantung mereka lebih cepat. Sehingga organ jantung harus bekerja keras memompa darah ke seluruh tubuh. Sebaiknya berolahraga ringan setiap hari seperti jogging dan berlari.
4. Obesitas
Obesitas alias kelebihan berat badan ternyata bukan hal baik bagi kesehatan darah. Penderita obesitas memiliki 90% resiko terkena hipertensi tanpa menunjukkan gejala pasti. Orang-orang yang mengalami obesitas memiliki indeks massa tubuh lebih dari 25.
Apabila massa tubuh semakin berat artinya bertambah banyak darah yang dibutuhkan guna mengantar oksigen atau nutrisi ke jaringan tubuh. Sehingga mendorong organ jantung bekerja lebih keras.
5. Kebiasaan Merokok
Terbiasa merokok bukanlah hal baik bagi kesehatan tekanan darah. Sebab, perokok banyak mengalami tekanan darah tinggi. Faktanya rokok mendorong peningkatan tekanan darah mulai dari isapan pertama. Terutama tekanan darah sistolik akan meningkat sebesar 4 mmHg. Rokok berbahaya bagi kesehatan karena kandungan nikotin menyebabkan kerusakan lapisan dinding arteri.
6. Konsumsi Minuman Keras
Penyebab hipertensi primer lainnya karena seseorang rutin mengonsumsi minuman beralkohol atau miras. Seperti yang dikemukakan oleh Mayo Clinic bahwa mengonsumsi alkohol berlebihan membuat tekanan darah meningkat secara drastis.
Berdasarkan studi yang dilakukan American Heart Associaton (AHA), minuman beralkohol meningkatkan kadar lemak dalam darah. Dimana kondisi ini mengakibatkan penumpukan lemak pada dinding pembuluh arteri. Jika hal ini terjadi mengakibatkan tekanan darah meningkat.
Baca juga : Penyakit Yang Mengganggu Peredaran Darah
Penyebab Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder dapat terjadi secara tiba-tiba. Penyebab hipertensi sekunder karena hal-hal berikut ini.
1. Sleep Apnea
Penyebab hipertensi karena gangguan pernapasan ketika tidur yang dikenal dengan nama obstructive sleep apnea. Napas penderita sleep apnea akan berhenti sementara, akibatnya kadar oksigen dalam darah menurun. Sehingga berdampak buruk bagi jantung dan pembuluh darah yang akhirnya menyebabkan hipertensi.
2. Masalah Ginjal
Ginjal bermasalah akan menyebabkan peningkatan tekanan darah. Hipertensi yang disebabkan karena ginjal dikenal dengan hipertensi renal. Dalam hal ini pembuluh darah ginjal menyempit dan akhirnya tidak memperoleh cukup asupan darah. Sementara organ ginjal menyangka jika tubuh mengalami dehidrasi. Sehingga, ginjal akan melepaskan hormon yang akan menahan air dan garam dalam tubuh.
3. Tumor Kelenjar Adrenal
Hipertensi juga dapat disebabkan karena kelainan pada kelenjar adrenal. Kelenjar adrenal merupakan organ kecil terletak dekat dengan ginjal. Bekerja memproduksi epinephrine, aldosteron, dan norepinephrine, semuanya merupakan hormon yang berperan mengatur tekanan darah.
Ketika kelenjar adrenal memiliki tumor justru memproduksi hormon semakin banyak. Saat hormon bertambah banyak otomatis tekanan darah meningkat. Gejala-gejala yang dialami seperti keringat berlebihan, pusing, dan detak jantung bertambah cepat.
4. Gangguan Tiroid
Masalah kelenjar tiroid juga berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Terdapat 3% penderita hipertensi juga mengalami komplikasi gangguan tiroid. Pasalnya kelenjar tiroid menghasilkan beberapa hormon yang mengatur metabolisme tubuh. Apabila produksi hormon berlebih justru memicu terjadinya tekanan darah tinggi.