indonesian gambling king

Raja Judi Indonesia Sumbangkan Hadiah untuk Medis

Judi di Indonesia sangat dilarang. Bagi siapa saja yang ketahuan bermain harus berhadapan dengan pihak yang berwajib. Meski demikian, ada seorang pemain judi handal yang diklaim sebagai raja judi Indonesia.

Raja judi ini bernama John Juanda. Ia berasal dari Sumatera Utara dan menghabiskan banyak waktunya untuk bermain judi. Permainannya di dunia judi lebih banyak dihabiskan pada bidang poker.

Pada tahun 2014 lalu, ia memenangkan judi poker pada ajang World Series of Poker (WSOP). Acara ini sudah diikuti olehnya sebanyak lima kali, yaitu pada tahun 2002, 2003, 2008, 2011, dan 2014.

Dengan lima kali mengikuti pertandingan ini, John Juanda berhasil mengumpulkan uang sebanyak 2.3 juta US dollar. Uang yang didapatkannya setara dengan Rp 28 miliar. Ia bermain dengan teknik yang tidak sembarangan sehingga bisa menang.

Semua keberhasilan John Juanda bukan datang tanpa disengaja. Ia paham betul cara memainkan permainan tersebut. Timbul pertanyaan bagaimana kita bisa sehebat beliau.

Mungkin kita merasa memiliki keahlian bermain poker yang sama, tetapi tidak tau harus mulai dari mana.

Dengan mengikuti turnamen, Anda bisa mengembangkan cara bermain secara lebih profesional. Sehingga, impian untuk menjadi seorang John Juanda baru dapat diraih.

Perlu diingat permainan poker mungkin digolongkan sebagai judi, maka dewasalah dalam bersikap serta menyikapi dengan lebih bijak, karena ada dampak buruk yang menyertainya.

Lanjut dengan pembahasan Jhon Juanda yang namanya telah melenggang di dunia judi poker internasional. Karirnya melejit dengan pesat di meja judi. Lalu bagaimana kiprahnya selanjutnya?

Raja Judi Indonesia Sumbang Hadiah Judi untuk Kepentingan Medis

John Juanda merupakan pemain judi poker yang terkenal di jajarannya. Kemenangannya di WSOP menunjukkan bahwa permainan yang ia lakukan adalah bukan semata pada keberuntungan saja. Tentu perlu taktik dan strategi.

Dalam suatu kesempatan, laki-laki asal Medan yang dinobatkan menjadi raja judi Indonesia ini memiliki janji mulia. Ia akan menyumbangkan uang hasil judinya untuk kepentingan medis.

Selama mengikuti pertandingan, hadiahnya mencapai angka Rp 28 miliar. Di tahun pertamanya mengikuti turnamen, ia memperoleh posisi urutan sembilan. Empat bulan setelahnya, ia mampu menduduki peringkat ketujuh dengan hadiah sebesar 399.600 US dollar.

Selain WSOP, raja judi Indonesia ini mengikuti turnamen lain seperti US Poker Championship di Kota Atlantic. Di kompetisi tersebut, John Juanda menduduki posisi dua dan mendapat hadiah sebanyak 150.000 US dollar.

Dengan hasilnya yang sangat banyak ini, muncul niatnya untuk menyumbang dalam kepentingan sosial. Keinginannya untuk memberikan layanan medis gratis dari uang hasil judi ini akan ia lakukan ketika pensiun.

Meski cukup kontroversial, tetapi niat mulianya patut diacungi jempol untuk membantu aksi sosial dan kemanusiaan. Baginya, dengan menolong sesama akan menyelamatkan manusia.

Awal Mula Raja Judi Indonesia Bermain Poker

John Juanda merupakan orang asli Indonesia yang lahir di Medan. Ketika menempuh pendidikan S2, ia memilih Seattle University sebagai kampusnya. Selama di Amerika, ia mulai mengenal judi poker.

Ketika ada waktu luang, John Juanda mengisi waktunya dengan pergi ke kasino. Kasino yang ia datangi juga tidak jauh dari kampusnya. Ia mulai kuliah di tahun 1996. Tiga tahun setelah ia berkuliah, tepatnya di tahun 1999, ia mengikuti kompetisi WSOP.

Saat itu adalah kompetisi poker yang pertama diikuti olehnya. Meski baru pertama kali, ia dapat menduduki posisi sembilan. Hadiah yang diterima olehnya adalah uang dengan nominal 1.500 US dollar.

Sejak itu ia mulai menekuni dunia judi poker dan mempelajari trik di dalamnya. Hadiah terbesar yang didapat oleh raja judi Indonesia ini adalah sebanyak Rp 19 miliar. Hadiah ini ia peroleh ketika bermain dalam kompetisi WSOP tahun 2008.

Berkat keahliannya ini, ia cukup disegani dalam dunia judi poker. Tak tanggung-tanggung, hadiah sebanyak itu ia dapatkan dalam semalam saja. Tentu saja membuat banyak penjudi profesional lainnya iri kepadanya. Mungkin juga Anda.

Salah satu tips yang dibagikan olehnya adalah ketika bermain judi ia menghindari alkohol. Baginya alkohol akan mengurangi konsentrasinya. Pengalaman ini juga didapatkan dari ayahnya.

Dari sini kita bisa melihat, fokus dan disiplin adalah pedoman para pemain hebat. Hal senada juga di ungkapkan tim Bigwin333, sebagai salah satu situs game online. Mereka berpendapat bahwa, tingkat keberhasilan seseorang ditentukan dari seberapa tekun ia menjalani profesinya tersebut.

Bahkan dalam situsnya, ia tak sungkan memberikan informasi tutorial cara bermain poker yang sangat informatif. Harapannya adalah, semua yang mengikuti kompetisi akan memiliki kesempatan menang yang sama.

Kita kembali kepada kisah John Juanda, yang sebenarnya Ayah raja judi Indonesia ini juga seorang pemain judi. Tetapi nasibnya berbeda dengannya karena bangkrut dan kalah. Hal yang membuat kalah tentu saja adalah alkohol. Ketika bermain judi, alkohol akan membuat seseorang mabuk dan kehilangan kesadaran sehingga mudah dikelabuhi musuh.

Dengan reputasinya dalam memberikan sumbangan pada dunia medis tak lantas membuat judi adalah hal yang bisa diteladani. Bagaimanapun judi tidak boleh dimainkan, khususnya di Indonesia.

Raja Judi Lain yang Jadi Buronan FBI

Jika John Juanda merupakan raja judi Indonesia yang memiliki niat mulia untuk menyumbang hadiahnya, berbeda dengan Paul Phua. Raja judi asal Kalimantan ini justru menjadi buronan FBI atau Federal Bureau of Investigation.

Hal ini lantaran Paul Phua memiliki sejumlah masalah di dunia judi. Meski ia tinggal di Kalimantan, sebenarnya ia adalah warga kebangsaan Malaysia. Ia merajai dunia judi di berbagai negara, misalnya di Hongkong, Las Vegas, dan Melbourne.

Karirnya di dunia judi dimulai ketika ia menjadi operator kasino di Macau. Saat itulah ia mulai tertarik untuk terjun di dunia judi. Perjalanan judinya bahkan sudah menjangkau banyak negara. Maka namanya pun banyak dikenal oleh pemain judi profesional.

Baca juga: Polemik Kebijakan Pelegalan Judi Indonesia dari Masa ke Masa

Di tahun 2014, ia menjadi buronan FBI. Kemudian ia ditangkap bersama tujuh orang lainnya. Ia diadili karena dianggap melakukan bisnis ilegal pada taruhan judi piala dunia 2014 lalu. Tapi kemudian ia dibebaskan karena kekurangan bukti.

Dari kasus ini bisa kita ambil sebuah penafsiran, bahwas perlu adanya pengawasan yang ketat dan berstandar internasional untuk semua aktifitas judi dunia, baik secara offline maupun online.

Hal ini sangat perlu dilakukan sebagai sistem keamanan kedua belah pihak, antara pemain dengan pihak penyelenggara. Tingkat keamanan ini dituangkan dalam sebuah perjanjian tertulis berbentuk sertifikat lisensi resmi, seperti yang pernah dijelaskan oleh GarudaGame kepada saya beberapa waktu lalu.

Dengan begitu semua data yang diperoleh dari kedua belah pihak dapat dipastikan benar adanya. Tanpa ada saling curiga, sehingga meyakini semua permainan berjalan Fairplay.

Wah sungguh berbeda sekali ya kehidupan masing-masing raja judi ini. Bagaimanapun bermain judi tidak diperkenankan dan tentunya merugikan bukan?